Sabtu, 16 April 2011

cafe digital

“Heh, Riyu jangan lelet begitu dong!” ucap Chiyu Takaishi pada saudara kembarnya, Riyu.
“Lelet apaan gw udah ngeluang’in waktu pacaran gw ama Sakai!” bentaknya.
“Sudahlah Riyu ,kita ber-6 harus kompak. Untuk N’ jaga kafe DIGITAL ini. Kita harus membantu Rie.” Sakurai Kido,atau lebih akrab disapa Sakai ini adalah pacar Riyu.
Chiyu yang tomboy, Riyu yang gak akrab ama kembarannya, Sakai yang lugu, Tatsu yang lucu, Rie yang manja, Riuji yang dingin adalah sebuah kelompok, ato lebih beken “gank” yang menamai diri mereka dengan kelompok ‘DIGITAL’. Dan liburan musim semi ini mereka ber-6 sedang menjaga kafe milik keluarga Rie.
Rie adalah anak perempuan yang suka baju sexy-sexy. Ia ganjen lagi. Dan Chiyu,sang pemimpin kelompok ini gak suka ama dia. Dia anak yang manja.
“Aduh, loe semua kok kaya gak ikhlas gitu sih ama gue?”
“Gak lagi. Kita semua mo’ bantuin loe. Kita kan temen.” Ucap Tatsu Ishida. Tatsu dipanggil ‘tsuta’ kebalikan dari Tatsu (ta-tsu).
“Ahh..Tsuta makasih ya…” mukanya memerah kaya Tomat, eh kaya cebe dah, eh apa aja dah….
Rie emang suka ama Tatsu. Tapi Tatsu gak kayanya gak suka. Tatsu lebih akrab pada Chiyu. “Heh,loe semua pada ribut sih tuh ada yang mo’pesen.” Kata si dingin, Riuji Izumi yang komplen ama temen-temennya.
“Heh,yang masak, masak aja deh..” Chiyu yang tomboy bersiap menonjok ama Riuji. Riuji memang dingin dan sering berantem ama Chiyu. Tapi tahu kah kalian? Oh ya gak tau, Riuji suka sama Chiyu.
“Heh,tugas loe tau gak sich ngasih daftar menu ama pelanggan.”jawabnya cuek.
”Chiyu, Riuji benar ada yang datang tuh” ucap Riyu yang menjadi kasir dibantu Sakai wah, kebetulan kali ya.Atau… Kalau yang masak Rie sama Riuji. Chiyu dan Tsuta jadi penjamu pelanggan.
Dan tatapan Chiyu tertuju pada seseorang laki-laki tinggi sepertinya anak SMU yang masuk dan langsung duduk disebuah meja kosong. Kafe itu sedang sepi. Lalu Chiyu menuju meja pemuda itu. Dan menyodorkan menu itu.
“Pesan apa ?” pemuda itu langsung menatap wajah Chiyu.Dan panah om cupid menembus dada pemuda itu.Oooh cantiknya gadis ini. Belum tau dia Betapa sangarnya tuh cewe.
“Ada burger ?” tanpa ngeliat daftar menu makanan pria itu langsung bertanya. Sambil menatap muka si cewek sangar.
“Ada.Mau pesan berapa?”
“Eng…dua..ya.. dua…” Chiyu melihat kekanan kiri tak ada orang, “Menunggu seseorang?” tanyanya.
“Ehmm..Ya, Ia akan datang sebentar lagi.”
“Minumnya?”
“Em,kopi aja”
“Baik” Setelah Chiyu pergi pemuda itu langsung memerah mukanya. Wah, kaya Rie. Padahal hari itu hari Minggu, kok sepi.
Chiyu menyerahkan burger itu. Chiyu yang pembawaannya diam, dan jarang untuk tersenyum, hanya menatap sebentar cowo di depannya. Sejurus kemudian, beranjak meninggalkan meja cowo yang sedari tadi memerhatikannya.
Di meja, konter sedang ada Rie yang melamun bosan gara-gara jarang ada yang mampir ke kafenya. Rie salah seorang yang memperhatikan gerak-gerik cowo itu, rupanya dia menyadari bahwa cowo itu memperhatikan langkah Chiyu yang terkesan sombong pada cowo.
“Anak SMU itu memperhatkanmu, Chiyu?”
“Diamlah, dan bekerjalah,..” Chiyu sama sekali tidak menanggapi omongan Rie. Dan beranjak ke dapur melihat kembarannya yang asyik pacaran. Rie yang dicuek’in akhirnya hanya mengangkat bahu.
Satu-satunya pelanggan disana hanya anak cowo keren SMU itu. Dan kemudian, membawa kopi serta burger menuju meja konter tempat beradanya Rie. Rie jadi sedikit salting.
“Hai.. Anak yang tadi melayaniku itu siapa namanya?”
“Cewe beringas tadi? Ooh, itu Chiyu. Pantas. Dari tadi kamu memperhatikan Chiyu itu melulu. Naksir ya,?” Tanya Rie genit.
“Ah, ngga.. Boleh tau nomor Hpnya ga?” Rie yang merasa nyomblang’in akhirnya mengeluarkan ponselnya untuk memberikan nomor Hp yang diminta pemuda itu. Namanya Robbie. Anak SMU yang lagi cabut dari sekolahnya.


“Chiyu, lo gak denger kalo Hp lo bunyi?” teriak Riyu yang terganggu mendengar dering ponsel Chiyu. Chiyu yang sedang asyik maen PS2 akhirnya meninggalkan kegemarannya dan menuju kamar utnuk mengambil ponsel PDA 02-nya.
Seseorang meneleponnya, yang pasti yang tidak dikenalnya.
“Hallo,” katanya “Iya, benar disini Chiyu..” “Apa? Robi? Robi siapa ya?” tak ada dimemorinya orang bernama Robi. “Ooh, Robbie yang tadi siang ke kafe Digital?” pasti orang SMU itu.
“Kenapa? Mau ngomong apa? Udah gini aja, ketemuan di depan kafe Digital. Ya udah ya, bye..” sesaat kemudian Chiyu menutup pembicarannya.
“Siapa?” Tanya Riyu lagi asyik maen Harvest Moon.
“Brengsek. Rie. Gampang banget kasih nomor Hp gue ke orang yang gak gue kenal sama sekali..” Riyu sama sekali gak ngerti.
“Maksud lo apa’an sih? Gue gak ngartos tau.”
“Gini, lo inget’kan anak SMU yang tadi mampir ke cafe Digital. Kata Rie emang tu anak ngeliat’in gue. Tapi gue gak percaya. Gue bukan tipe cewe kege-eran. Taunya Tu cowo deket’in Rie, dan Tanya nomor hp gue. Begonya lagi, dikasih…” umpatnya penuh amarah.
“Terus yang nelpon lo tadi cowo itu? Ada perlu apa?”
“Tau. Yang jelas, ngajak gue ketemu’an di depan kafe Digital. Bilang’in mami gue ke rumah Tsuta. Sampe mami tau, gue ketemuan ama cowo, awas lo.” Tudingnya.



Cowo tadi siang itu ada tepat di depan kafe Digital. Chiyu takut setengah mati. Sebelumnya dia gak pernah berurusan sama anak SMU. Namun Chiyu mencoba tenang.
Cowo itu mengajak Chiyu ke sebuah cafe tempat makan.
“Kenapa? Nyokap gue nyuruh gue cepet pulang neeh..”
“Gini gue minta bantuan lo. Gue punya adek cowo namanya Eza. Dia baru putus sama cewenya, Karen. Karen udah pindah ke Aussie. Eza gak bisa percaya kenyataan. Sampe sekarang dia masih mengharapkan Karen untuk balik. Gue minta bantuan dari lo untuk ngaku jadi Karen.”
“Heh? Gue Chiyu bukan Karen..”
“Gue ngerti, tapi muka lo sama persis kaya Karen Please.. gue gak mau liat adek kesayangan gue putus harapan.” Bukan hanya itu cowo yang bernama Robbie itu cerita segalanya. Chiyu tergerak hatinya maka, dia setuju.
Begitu Chiyu bersedia, mereka langsung menuju rumah besar milik Robbie. Disanalah ada Eza, benar apa kata Robbie, Eza seperti orang gak diurus.
Chiyu mengaku dirinya dengan Karen. Eza amat terhibur. Namun pada akhirnya Robbie bercerita bahwa orang itu bukan Karen melainkan Chiyu. Eza akhirnya sadar bahwa orang yanga amat dicintainya sudah gak mungkin kembali akhirnya. Eza dapat menerima.
Pada akhirnya, Eza serta Chiyu saling ada kecocokan. Eza sempat mengatakan cintanya pada Chiyu. Namun ditolak. Chiyu hanya menganggap Eza kawan. Namun Eza tetap jadi sahabat Chiyu. Dan bergabung pada kelompok DIGITAL.


---Tamat---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar